Pengertian Preeklampsia
Beberapa pengertian preeklamsia menurut para ahli :
1. Preeklampsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan ( Manuaba, 1998 ).
2. Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
3. Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2000)
4. Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi, edema, dan proteinuria (kamus saku kedokteran Dorland ).
Etiologi / Faktor Penyebab Preeklampsia
Adapun penyebab preeklampsia sampai sekarang belum diketahui, namun ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklampsia, yaitu :
• Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa.
• Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan.
• Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.
• Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Faktor Predisposisi Preeklamsia
• Molahidatidosa
• Diabetes melitus
• Kehamilan ganda
• Hidropfetalis
• Obesitas
• Umur yang lebih dari 35 tahun
Klasifikasi Preeklampsia
Dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :
Preeklampsia Ringan :
• Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
• Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih per minggu.
• Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada urin kateter atau midstream.
Preeklampsia Berat
• Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
• Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
• Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam .
• Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.
• Terdapat edema paru dan sianosis.
Patofisiologi Preeklamsia
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.
Manifestasi Klinik Preeklampsia
• Pertambahan berat badan yang berlebihan
• Edema
• Hipertensi
• Proteinuria
• Pada preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah
Pemeriksaan Penunjang Preeklampsia
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
•Penurunan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% )
•Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% )
•Trombosit menurun ( nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3 )
b. Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
c. Pemeriksaan Fungsi hati
• Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )
• LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat
• Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.
• Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat ( N= 15-45 u/ml )
• Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT ) meningkat ( N= <31 u/l )
o Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )
d. Tes kimia darah
Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl )
2. Radiologi
a. Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
b. Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin lemah.
Diagnosis Preeklampsia
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
• Gambaran klinik : pertambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi, dan timbul proteinuria
• Gejala subyektif : sakit kepala didaerah frontal, nyeri epigastrium; gangguan visus; penglihatan kabur, diplopia; mual dan muntah.
• Gangguan serebral lainnya: refleks meningkat, dan tidak tenang
• Pemeriksaan: tekanan darah tinggi, refleks meningkat dan proteinuria pada pemeriksaan laboratorium
Pencegahan Preeklampsia
• Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu secara teliti, mengenali tanda-tanda sedini mungkin (preeklampsi ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.
• Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya preeklampsi kalau ada faktor-faktor predisposisi.
• Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.
Komplikasi Preeklampsia
Tergantung pada derajat preeklampsi yang dialami. Namun yang termasuk komplikasi antara lain:
Pada Ibu
• Eklampsia
• Solusio plasenta
• Pendarahan subkapsula hepar
• Kelainan pembekuan darah ( DIC )
• Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet count )
• Ablasio retina
• Gagal jantung hingga syok dan kematian.
Pada Janin
• Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus
• Prematur
• Asfiksia neonatorum
• Kematian dalam uterus
• Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
Konsep Dasar Askep Preeklampsia
A. Pengkajian
Data yang dikaji pada ibu dengan preeklampsia adalah :
1. Data subyektif :
- Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
- Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, edema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
- Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
- Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan preeklampsia atau eklampsia sebelumnya
- Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
- Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya
-
2. Data Obyektif :
- Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
- Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
- Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
- Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )
- Pemeriksaan penunjang ;
• Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam
• Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
• Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
• Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
• USG ; untuk mengetahui keadaan janin
• NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
B. Masalah Keperawatan
a. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )
b. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta
c. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir
d. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan
C. Perencanaan
Diagnosa keperawatan I :
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria Hasil :
- Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )
- Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 100-120/70-80 mmHg Suhu : 36-37 C
Nadi : 60-80 x/mnt RR : 16-20 x/mnt
Intervensi :
1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam
R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan indikasi dari PIH
2. Catat tingkat kesadaran pasien
R/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak
3. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )
R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak, ginjal, jantung dan paru yang mendahului status kejang
4. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi uterus
R/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan terjadinya persalinan
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM
R/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk mencegah terjadinya kejang
Diagnosa keperawatan II :
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin
Kriteria Hasil :
- DJJ ( + ) : 12-12-12
- Hasil NST :
- Hasil USG ;
Intervensi :
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
R/. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio plasenta
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
R/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul IUGR
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )
R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat hipoxia bagi janin
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
R/. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta aktifitas janin
5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST
R/. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin
Diagnosa keperawatan III :
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
- Ibu mengerti penyebab nyerinya
- Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya
-
Intervensi :
1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien terhadap nyerinya
2. Jelaskan penyebab nyerinya
R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan terpenuhi
4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
R/. untuk mengalihkan perhatian pasien
Diagnosa keperawatan IV :
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
- Ibu tampak tenang
- Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan
- Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang
Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan ibu
R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa
3. Jelaskan mekanisme proses persalinan
R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi emosional ibu yang maladaptif
2. gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
R/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif
3. Beri support system pada ibu
R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati
D. Implementasi
Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan.
E. Evaluasi
Evaluasi disesuaikan dengan kriteria hasil yang telah ditentukan
Daftar Pustaka
Persis Mary Hamilton, (1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta
R. Sulaeman Sastrawinata, (1981), Obstetri Patologi, Elstar Offset, Bandung.
——(1995), Ilmu Penyakit Kandungan UPF Kandungan Dr.Soetomo. Surabaya
Tags: askep preeklampsia, asuhan keperawatan preeklampsia
Selasa, 24 September 2013
DIRECTING DALAM KONSEP MANAJEMEN
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3
DOSEN PEMBIMBING : ISMAR AGUSTINS.Kep,M.Kes
TINGKAT / SEMESTER : IIIA / V
PRODI : DIII KEBIDANAN
STIKES PERDHAKI CHARITAS
PALEMBANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas rahmat dan karunia-Nya , penulis dapat menyelesaikan “Directing dalam konsep manajemen” . Dalam penyusunan makalah ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sr.Valentina,Fch.M.Kes.Selaku ketua prodi DIII Kebidanan
2. Ibu desi Magdalena selaku dosen pembimbing mata kuliah patologi kebidanan
3. Teman – teman D III Kebidanan tingkat III.A
4. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini , penulis menyadari bahwa makalh ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu , penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan makalah ini di masa yang akan datang . Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Palembang, 8 oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul ……………………………………………… i
Kata pengantar …………………………………………........ ii
Daftar isi ………………………………………………… iii
Bab I. Pendahuluan ………………………………………… 1
Bab II. Pembahasan
1. Directing ……………………………………………… 2
2. Fungsi directing ………………………………………… 8
3. Kegiatan dalam directing……...…………………………... 9
Bab III. Penutup …………………………………………… 10
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Manajemen
Manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni.
B. Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)
Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun di antara teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut unsur-unsur manajemen. Berbagai pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen akan tampak jelas dengan dikemukakannya pendapat beberapa penulis sebagai berikut:
Dari beberapa pendapat para penulis di atas dapat dikombinasikan, fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
1) Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
• Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
• Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
• Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
• kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
• Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
• Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
2) Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
3) Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
• Mengambil keputusan
• Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
• Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
4) Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
5) Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
6) Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
7) Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
8) Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
9) Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
10) Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
BAB II
PEMBHASAN
A. PENGERTIAN DIRECTING
Pengarahan (Directing) dapat diartikan sebagai pengarahan, pemberdayaan, dan pembinaan. Pengarahan hanya diberikan arahan untuk melakukan aktivitas tetapi tidak diberikan wewenang. Sedangkan pembinaan meliputi arahan dan tata cara yang diberikan atasan untuk melakukan aktivitas. Pemberdayaan juga diberikan arahan untuk melakukan aktivitas dan pelaku diberi kewenangan. Dalam hal ini directing lebih ditekankan pada arti pemberdayaan. Hal ini mengingat pemberdayaan dapat memberi kewenangan bagi karyawan untuk menentukan pilihan sehingga karyawan lebih setia kepada organisasi.
Directing atau commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju yang ditetapkan semula. Directing atau commanding bukan saja agar pegawai melaksanakan atau bukan melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Directing adalah usaha memberi bimbingan, saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan ( delegasi wewenang ) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Directing adalah mengarahkan, menggerakkan pejabat yang telah ditentukan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan tindakan berupa perintah, komunikasi, nasehat motivasi,dan sebagainya berupa kegiatan yang dapat mendorong tenaga kerja melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati. Directing adalah penggerakan orang lain dengan memberi petunjuk-petunjuk dan pengarahan ( pimpinan terkesan jauh dari pelaksaan dan berada di samping)
a. Unsur pemberdayaan
Pemberdayaan adalah jantung proses manajemen yang melibatkan unsur-unsur berikut:
1) Komunikasi
Seorang manajer harus memberitahu kepada karyawan, hal yang harus dilakukan, cara melakukannya, dan waktu melakukannya. Ia juga diwajibkan untuk memberikan pembinaan berkesinambungan kepada karyawan terhadap kinerja tugas mereka.
2) Kepemimpinan
Adalah kemampuan untuk membangun kepercayaan diri dan semangat karyawan serta menciptakan dorongan dalam diri mereka untuk dipimpin.
3) Motivasi
Manajer harus menciptakan kepada bawahannya keinginan untuk mencapai tujuan organisasi (antusias)
4) Pengawasan
Berarti mengawasi bawahan di tempat kerja. Pengawasan efektif untuk mendapatkan hasil berkualitas tinggi.
5) Koordinasi
Adalah proses menyatukan kegiatan beberapa orang bersama – sama untuk mencapai tujuan.
b. Karakteristik dan pentingnya pemberdayaan
1) Karakteristik pemberdayaan adalah sebagai berikut:
a) Berurusan dengan orang. Pemberdayaan berkaitan dengan fokus usaha manusia tujuan perusahaan.
b) Berorientasi pada kinerja. Memberdayakan membantu dalam mencapai koordinasi antar berbagai operasi organisasi untuk kinerja yang lebih baik.
c) Fungsi meresap. Seperti fungsi lain dari manajemen, pemberdayaan juga harus dilakukan oleh manajer pada semua tingkatan. Dengan demikian pemberdayaan adalah fungsi meresap manajemen.
d) Fungsi berkelanjutan. Pemberdayaan adalah kegiatan yang berkesinambungan. Seorang manajer tidak bisa beristirahat setelah memberikan instruksi dan perintah. Dia harus terus mengawasi pelaksanaan perintahnya.
e) Manajemen dalam aksi. Pemberdayaan menggabungkan organisasi dan sifatnya untuk melaksanakan rencana untuk mencapai tindakan yang diinginkan
2) Pentingnya pemberdayaan
Memberdayakan karyawan dalam suatu organisasi adalah inti dari manajemen. Hal ini karena keuntungan sebagai berikut:
a) Melakukan tindakan
b) Memastikan efisiensi.
Pemberdayaan berkaitan dengan pengawasan, pembimbingan, dan pelatihan dari bawahan, hal tersebut meningkatkan efisiensi karyawan.
c) Mencapai tujuan organisasi.
Tujuan organisasi tergantung pada integrasi upaya individu dari semua karyawan. Individu dapat dikoordinasikan dengan bantuan pemberdayaan.
d) Hubungan manusia yang lebih baik.
Pemberdayaan membantu memahami sifat dan kebutuhan karyawan. Sifat karyawan hanya dapat dipahami melalui cara komunikasi.
e) Memfasilitasi perubahan.
Sebuah bisnis beroperasi di lingkungan yang berubah dan kondisi yang berkembang. Sebuah pemberdayaan yang tepat akan membantu membuat organisasi yang dinamis dan responsif terhadap perkembangan baru.
c. Proses Pemberdayaan
Proses pemberdayaan berikut harus benar-benar dipatuhi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
1) Mendefinisikan tujuan. Langkah pertama dalam pemberdayaan yang efektif adalah penetapan tujuan. Setelah menentukan tujuan, manajer harus menafsirkan dan berkomunikasi dalam hal kinerja.
2) Upaya pengorganisasian. Dalam proses ini, manajer menganalisis kegiatan, keputusan, dan hubungan sehingga ia dapat memberikan bimbingan yang tepat, pengawasan yang lebih baik, dan pemberdayaan yang efektif dalam definisi sendiri dan interprestasi.
3) Mengukur pekerjaan. Proses ini manajer menafsirkan kinerja karyawan sehingga mereka mengetahui tingkat kualitas dan efisiensi pekerjaan.
4) Mengembangkan karyawan. Manajer memberdayakan karyawan untuk meperkuat integritas mereka dan mengembangkan rasa percaya diri.
d. Persyaratan pemberdayaan efektif
Persyaratan yang penting dari pemberdayaan yang efektif adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan tentang pekerjaan. Seorang manajer harus memiliki pengetahuan tentang mesin, peralatan, alat, proses, dan bahan yang mengalami perubahan.
2) Pengetahuan tentang undang-undang. Seorang manajer harus mengetahui kebijakan dan mematuhi undang-undang yang berlaku bagi organisasi.
3) Keterampilan dalam memberdayakan. Seorang manajer juga sebagai pemimpin. Sebagai seorang pemimpin, harus membimbing bawahannya dan menjaga hubungan yang harmonis antara mereka.
4) Keterampilan dalam menangani permasalahan saat ini. Pemberdayaan yang efektif dapat dilakukan jika manajer mampu menangani masalah sehari-hari dalam organisasi. Efektivitas juga dapat dicapai dengan pemberdayaan karyawan.Orientasi manusia. Seorang manajer harus memperlakukan manusia selayaknya manusia dan mencoba menjaga hubungan baik antara mereka. Manajer harus mengambil yang membantu bawahannya.
B. FUNGSI DIRECTING
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis dan lain-lain. Fungsi directing atau pengarahan berkaitan erat dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang diperlukan untuk pengarahan dan motivasi karyawan. Fungsi tersebut antara lain:
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi
Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
C. KEGIATAN DALAM DIRECTING.
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan, perencanaan dimulai dengan keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi. Tanpa rumusan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya yang tidak efektif.
Tahap II : Merumuskan keadaan saat ini karena tujuan dan rencana menyangkut masa yang akan datang, manajemen harus memposisikan perusahaan mulai dari sekarang tasa tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, maka manajemen memerlukan kebutuhan informasi-informasi keuangan dan data statistik yang didapat melalui komunikasi dalam organisasi.
Tahap III : Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan yang ada untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan baik interna maupun ekstern. Bagaimanapun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap IV : Mengembangkan rencana atau serangkaian untuk pencapaian tujuan.
Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi. Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain leading, directingmotifating, actuating atau Pengarahan
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personaliannya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menujun tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motifasi dan disiplin.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Directing atau commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju yang ditetapkan semula. Directing atau commanding bukan saja agar pegawai melaksanakan atau bukan melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Directing adalah usaha memberi bimbingan, saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan ( delegasi wewenang ) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Directing adalah mengarahkan, menggerakkan pejabat yang telah ditentukan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan tindakan berupa perintah, komunikasi, nasehat motivasi,dan sebagainya berupa kegiatan yang dapat mendorong tenaga kerja melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati. Directing adalah penggerakan orang lain dengan memberi petunjuk-petunjuk dan pengarahan ( pimpinan terkesan jauh dari pelaksaan dan berada di samping).
Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi. Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain leading, directingmotifating, actuating atau Pengarahan
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personaliannya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menujun tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motifasi dan disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
http://trisariunipdu.blogspot.com/2011/02/ulkus-portio.html
DOSEN PEMBIMBING : ISMAR AGUSTINS.Kep,M.Kes
TINGKAT / SEMESTER : IIIA / V
PRODI : DIII KEBIDANAN
STIKES PERDHAKI CHARITAS
PALEMBANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas rahmat dan karunia-Nya , penulis dapat menyelesaikan “Directing dalam konsep manajemen” . Dalam penyusunan makalah ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Sr.Valentina,Fch.M.Kes.Selaku ketua prodi DIII Kebidanan
2. Ibu desi Magdalena selaku dosen pembimbing mata kuliah patologi kebidanan
3. Teman – teman D III Kebidanan tingkat III.A
4. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini , penulis menyadari bahwa makalh ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu , penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kebaikan makalah ini di masa yang akan datang . Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Palembang, 8 oktober 2011
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman judul ……………………………………………… i
Kata pengantar …………………………………………........ ii
Daftar isi ………………………………………………… iii
Bab I. Pendahuluan ………………………………………… 1
Bab II. Pembahasan
1. Directing ……………………………………………… 2
2. Fungsi directing ………………………………………… 8
3. Kegiatan dalam directing……...…………………………... 9
Bab III. Penutup …………………………………………… 10
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Manajemen
Manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen. Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni.
B. Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)
Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun di antara teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut unsur-unsur manajemen. Berbagai pendapat mengenai fungsi-fungsi manajemen akan tampak jelas dengan dikemukakannya pendapat beberapa penulis sebagai berikut:
Dari beberapa pendapat para penulis di atas dapat dikombinasikan, fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
1) Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
• Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
• Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
• Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
• kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
• Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
• Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
2) Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
3) Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
• Mengambil keputusan
• Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
• Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
4) Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
5) Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
6) Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
7) Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
8) Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
9) Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
10) Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
BAB II
PEMBHASAN
A. PENGERTIAN DIRECTING
Pengarahan (Directing) dapat diartikan sebagai pengarahan, pemberdayaan, dan pembinaan. Pengarahan hanya diberikan arahan untuk melakukan aktivitas tetapi tidak diberikan wewenang. Sedangkan pembinaan meliputi arahan dan tata cara yang diberikan atasan untuk melakukan aktivitas. Pemberdayaan juga diberikan arahan untuk melakukan aktivitas dan pelaku diberi kewenangan. Dalam hal ini directing lebih ditekankan pada arti pemberdayaan. Hal ini mengingat pemberdayaan dapat memberi kewenangan bagi karyawan untuk menentukan pilihan sehingga karyawan lebih setia kepada organisasi.
Directing atau commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju yang ditetapkan semula. Directing atau commanding bukan saja agar pegawai melaksanakan atau bukan melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Directing adalah usaha memberi bimbingan, saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan ( delegasi wewenang ) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Directing adalah mengarahkan, menggerakkan pejabat yang telah ditentukan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan tindakan berupa perintah, komunikasi, nasehat motivasi,dan sebagainya berupa kegiatan yang dapat mendorong tenaga kerja melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati. Directing adalah penggerakan orang lain dengan memberi petunjuk-petunjuk dan pengarahan ( pimpinan terkesan jauh dari pelaksaan dan berada di samping)
a. Unsur pemberdayaan
Pemberdayaan adalah jantung proses manajemen yang melibatkan unsur-unsur berikut:
1) Komunikasi
Seorang manajer harus memberitahu kepada karyawan, hal yang harus dilakukan, cara melakukannya, dan waktu melakukannya. Ia juga diwajibkan untuk memberikan pembinaan berkesinambungan kepada karyawan terhadap kinerja tugas mereka.
2) Kepemimpinan
Adalah kemampuan untuk membangun kepercayaan diri dan semangat karyawan serta menciptakan dorongan dalam diri mereka untuk dipimpin.
3) Motivasi
Manajer harus menciptakan kepada bawahannya keinginan untuk mencapai tujuan organisasi (antusias)
4) Pengawasan
Berarti mengawasi bawahan di tempat kerja. Pengawasan efektif untuk mendapatkan hasil berkualitas tinggi.
5) Koordinasi
Adalah proses menyatukan kegiatan beberapa orang bersama – sama untuk mencapai tujuan.
b. Karakteristik dan pentingnya pemberdayaan
1) Karakteristik pemberdayaan adalah sebagai berikut:
a) Berurusan dengan orang. Pemberdayaan berkaitan dengan fokus usaha manusia tujuan perusahaan.
b) Berorientasi pada kinerja. Memberdayakan membantu dalam mencapai koordinasi antar berbagai operasi organisasi untuk kinerja yang lebih baik.
c) Fungsi meresap. Seperti fungsi lain dari manajemen, pemberdayaan juga harus dilakukan oleh manajer pada semua tingkatan. Dengan demikian pemberdayaan adalah fungsi meresap manajemen.
d) Fungsi berkelanjutan. Pemberdayaan adalah kegiatan yang berkesinambungan. Seorang manajer tidak bisa beristirahat setelah memberikan instruksi dan perintah. Dia harus terus mengawasi pelaksanaan perintahnya.
e) Manajemen dalam aksi. Pemberdayaan menggabungkan organisasi dan sifatnya untuk melaksanakan rencana untuk mencapai tindakan yang diinginkan
2) Pentingnya pemberdayaan
Memberdayakan karyawan dalam suatu organisasi adalah inti dari manajemen. Hal ini karena keuntungan sebagai berikut:
a) Melakukan tindakan
b) Memastikan efisiensi.
Pemberdayaan berkaitan dengan pengawasan, pembimbingan, dan pelatihan dari bawahan, hal tersebut meningkatkan efisiensi karyawan.
c) Mencapai tujuan organisasi.
Tujuan organisasi tergantung pada integrasi upaya individu dari semua karyawan. Individu dapat dikoordinasikan dengan bantuan pemberdayaan.
d) Hubungan manusia yang lebih baik.
Pemberdayaan membantu memahami sifat dan kebutuhan karyawan. Sifat karyawan hanya dapat dipahami melalui cara komunikasi.
e) Memfasilitasi perubahan.
Sebuah bisnis beroperasi di lingkungan yang berubah dan kondisi yang berkembang. Sebuah pemberdayaan yang tepat akan membantu membuat organisasi yang dinamis dan responsif terhadap perkembangan baru.
c. Proses Pemberdayaan
Proses pemberdayaan berikut harus benar-benar dipatuhi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
1) Mendefinisikan tujuan. Langkah pertama dalam pemberdayaan yang efektif adalah penetapan tujuan. Setelah menentukan tujuan, manajer harus menafsirkan dan berkomunikasi dalam hal kinerja.
2) Upaya pengorganisasian. Dalam proses ini, manajer menganalisis kegiatan, keputusan, dan hubungan sehingga ia dapat memberikan bimbingan yang tepat, pengawasan yang lebih baik, dan pemberdayaan yang efektif dalam definisi sendiri dan interprestasi.
3) Mengukur pekerjaan. Proses ini manajer menafsirkan kinerja karyawan sehingga mereka mengetahui tingkat kualitas dan efisiensi pekerjaan.
4) Mengembangkan karyawan. Manajer memberdayakan karyawan untuk meperkuat integritas mereka dan mengembangkan rasa percaya diri.
d. Persyaratan pemberdayaan efektif
Persyaratan yang penting dari pemberdayaan yang efektif adalah sebagai berikut:
1) Pengetahuan tentang pekerjaan. Seorang manajer harus memiliki pengetahuan tentang mesin, peralatan, alat, proses, dan bahan yang mengalami perubahan.
2) Pengetahuan tentang undang-undang. Seorang manajer harus mengetahui kebijakan dan mematuhi undang-undang yang berlaku bagi organisasi.
3) Keterampilan dalam memberdayakan. Seorang manajer juga sebagai pemimpin. Sebagai seorang pemimpin, harus membimbing bawahannya dan menjaga hubungan yang harmonis antara mereka.
4) Keterampilan dalam menangani permasalahan saat ini. Pemberdayaan yang efektif dapat dilakukan jika manajer mampu menangani masalah sehari-hari dalam organisasi. Efektivitas juga dapat dicapai dengan pemberdayaan karyawan.Orientasi manusia. Seorang manajer harus memperlakukan manusia selayaknya manusia dan mencoba menjaga hubungan baik antara mereka. Manajer harus mengambil yang membantu bawahannya.
B. FUNGSI DIRECTING
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis dan lain-lain. Fungsi directing atau pengarahan berkaitan erat dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang diperlukan untuk pengarahan dan motivasi karyawan. Fungsi tersebut antara lain:
Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi
Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
C. KEGIATAN DALAM DIRECTING.
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan, perencanaan dimulai dengan keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi. Tanpa rumusan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya yang tidak efektif.
Tahap II : Merumuskan keadaan saat ini karena tujuan dan rencana menyangkut masa yang akan datang, manajemen harus memposisikan perusahaan mulai dari sekarang tasa tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, maka manajemen memerlukan kebutuhan informasi-informasi keuangan dan data statistik yang didapat melalui komunikasi dalam organisasi.
Tahap III : Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan yang ada untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan baik interna maupun ekstern. Bagaimanapun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
Tahap IV : Mengembangkan rencana atau serangkaian untuk pencapaian tujuan.
Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi. Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain leading, directingmotifating, actuating atau Pengarahan
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personaliannya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menujun tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motifasi dan disiplin.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Directing atau commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju yang ditetapkan semula. Directing atau commanding bukan saja agar pegawai melaksanakan atau bukan melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Directing adalah usaha memberi bimbingan, saran-saran dan perintah dalam pelaksanaan tugas masing-masing bawahan ( delegasi wewenang ) untuk dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Directing adalah mengarahkan, menggerakkan pejabat yang telah ditentukan untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan tindakan berupa perintah, komunikasi, nasehat motivasi,dan sebagainya berupa kegiatan yang dapat mendorong tenaga kerja melaksanakan tugasnya dengan sepenuh hati. Directing adalah penggerakan orang lain dengan memberi petunjuk-petunjuk dan pengarahan ( pimpinan terkesan jauh dari pelaksaan dan berada di samping).
Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi. Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain leading, directingmotifating, actuating atau Pengarahan
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personaliannya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menujun tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motifasi dan disiplin.
DAFTAR PUSTAKA
http://trisariunipdu.blogspot.com/2011/02/ulkus-portio.html
KESPRO PADA REMAJA
SATUAN PENYULUHAN
POKOK BAHASAN : Kespro Pada Remaja
SUB POKOK BAHASAN : Bahaya Miras Pada Remaja
HARI/TANGGAL : Sabtu,29 Mei 2011
TEMPAT : SLTP N 1 “Alang – alang lebar”
SASARAN : Remaja SMP
A.TUJUAN
1.Tujuan Instruksi Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang bahaya miras pada remaja diharapkan remaja dapat menjauhi miras dalam kehiduan sehari – hari dan dapat lebih meningkatkan prestasi serta melakukan hal- hal positif lainnya.
2.Tujuan Intruksional Khusus
a.Remaja dapat menyebutkan pengertian dari miras
b.Remaja dapat menyebutkan ciri – ciri remaja penguna miras
c.Remaja dapat menyebutkan dampak miras pada remaja
d.Remaja dapat menyebutkan pencegahan yang dapat dilakukan
e.Remaja dapat menyebutkan pengobatan yang dapat dilakukan bagi remaja penguna miras
B.MATERI
1. Pengertian miras
2. Ciri – ciri remaja penguna miras
3. Dampak miras pada remaja
4. Pencegahan
5. Pengobatan bagi remaja penguna miras
C. SUMBER
1. Nazory,satya.2001.ketahanan keluarga terhadap narkoba.badan koordinasi narkoba : sumsel
D. METODA
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA
1. LCD
2. SLIDE
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Bidan
1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pengertian dari miras
3. Menjelaskan Ciri – ciri remaja penguna miras
4. Menjelaskan Dampak miras pada remaja
5. Menjelaskan Pencegahan
6. Menjelaskan Pengobatan bagi remaja penguna miras
7. Memberi kesematan remaja untuk bertanya
8. Menjawab pertanyaan remaja
9. Menutup/mengakhiri ceramah
10. Memberi salam
Remaja
1. Menjawab salam dan mendengarkan
2. Mendengarkan, memperhatikan
3. Mendengarkan dan memperhatikan
4. Mendengarkan dan memperhatikan
5. Mendengarkan dan memperhatikan
6. Mendengarkan dan memperhatikan
7. Menanyakan tentang penjelasan yang belum jelas
8. Mendengarkan, memperhatikan jawaban
9. Menjawab salam
G. EVALUASI
1. Prosedur : pada akhir pembelajaran
2. Bentuk : Esaay
LAMPIRAN MATERI
BAHAYA MIRAS PADA REMAJA
A. Pengertian Miras
Minuman keras (miras) adalah minuman yang mengandung etanol/alkohol yang sifatnya dapat memabukkan bahkan dapat menimbulkan kematian
B. Ciri – ciri remaja kecanduan miras
1. Perubahan prilaku ,yang biasanya periang menjadi pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang jelas
2. Sering menguap dan mengantuk, malas, melamun dan tidak memperdulikan kebersihan dan penampilan diri
3. Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik di rumah maupun di sekolah
4. Nilai raport atau prestasi lainnya menurun
5. Bersembunyi di tempat – tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang
6. Mencuri apasaja milik orang tua atau saudara untuk membeli minuman
7. Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur
8. Pelupa
9. Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai kacamata hitam
C. Alasan remaja mengunakan miras
1. Ikut – ikutan,kemudian menjadi kebiasaan
2. Pada remaja yang kecewa dengan kondisi diri atau keluarganya
3. Menenangkan
4. Menghilangkan rasa sakit, membius
5. Membuat gembira
D. Dampak miras
1. Menyebabkan kerusakan – kerusakan fungsi organ tubuh
2. Dapat berbahaya bagi pemakainya dapat mempengaruhi pikiran,suasana hati dan prilaku
3. Dapat menimbulkan ketagihan
E. Pencegahan
1. Menjauhkan diri dari mereka yang memakai apabila anda merasa akan sulit menolak tawaran
2. Tidak mau ikut – ikutan menikmati barang itu, meskipun sehari – hari tetap bergaul biasa dengan mereka pemakai
3. Tidak sungkan – sungkan untuk mengatakan tidak jika ditawari ikut memakai
4. Aktif melibatkan diri dalam kegiatan keluarga, sosial kemasyarakatan dan keagamaan
5. Jangan menyimpan persoalan tidak enak, tapi ceritakan kepada orang lain
6. Percayakan bahwa hidup telah ada yang mengatur
F. Hal yang dapat dilakukan bagi remaja pemakai miras
1. Dukunglah dan bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan tersebut
2. Jangan mengucilkan atau menjauhi mereka yang pemakai miras
3. Jika mengalami hambatan rujuklah penanganan korban melalui keluarganya kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk itu
POKOK BAHASAN : Kespro Pada Remaja
SUB POKOK BAHASAN : Bahaya Miras Pada Remaja
HARI/TANGGAL : Sabtu,29 Mei 2011
TEMPAT : SLTP N 1 “Alang – alang lebar”
SASARAN : Remaja SMP
A.TUJUAN
1.Tujuan Instruksi Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang bahaya miras pada remaja diharapkan remaja dapat menjauhi miras dalam kehiduan sehari – hari dan dapat lebih meningkatkan prestasi serta melakukan hal- hal positif lainnya.
2.Tujuan Intruksional Khusus
a.Remaja dapat menyebutkan pengertian dari miras
b.Remaja dapat menyebutkan ciri – ciri remaja penguna miras
c.Remaja dapat menyebutkan dampak miras pada remaja
d.Remaja dapat menyebutkan pencegahan yang dapat dilakukan
e.Remaja dapat menyebutkan pengobatan yang dapat dilakukan bagi remaja penguna miras
B.MATERI
1. Pengertian miras
2. Ciri – ciri remaja penguna miras
3. Dampak miras pada remaja
4. Pencegahan
5. Pengobatan bagi remaja penguna miras
C. SUMBER
1. Nazory,satya.2001.ketahanan keluarga terhadap narkoba.badan koordinasi narkoba : sumsel
D. METODA
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA
1. LCD
2. SLIDE
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Bidan
1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan pengertian dari miras
3. Menjelaskan Ciri – ciri remaja penguna miras
4. Menjelaskan Dampak miras pada remaja
5. Menjelaskan Pencegahan
6. Menjelaskan Pengobatan bagi remaja penguna miras
7. Memberi kesematan remaja untuk bertanya
8. Menjawab pertanyaan remaja
9. Menutup/mengakhiri ceramah
10. Memberi salam
Remaja
1. Menjawab salam dan mendengarkan
2. Mendengarkan, memperhatikan
3. Mendengarkan dan memperhatikan
4. Mendengarkan dan memperhatikan
5. Mendengarkan dan memperhatikan
6. Mendengarkan dan memperhatikan
7. Menanyakan tentang penjelasan yang belum jelas
8. Mendengarkan, memperhatikan jawaban
9. Menjawab salam
G. EVALUASI
1. Prosedur : pada akhir pembelajaran
2. Bentuk : Esaay
LAMPIRAN MATERI
BAHAYA MIRAS PADA REMAJA
A. Pengertian Miras
Minuman keras (miras) adalah minuman yang mengandung etanol/alkohol yang sifatnya dapat memabukkan bahkan dapat menimbulkan kematian
B. Ciri – ciri remaja kecanduan miras
1. Perubahan prilaku ,yang biasanya periang menjadi pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang jelas
2. Sering menguap dan mengantuk, malas, melamun dan tidak memperdulikan kebersihan dan penampilan diri
3. Menjadi tidak disiplin, atau sering kabur, baik di rumah maupun di sekolah
4. Nilai raport atau prestasi lainnya menurun
5. Bersembunyi di tempat – tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang
6. Mencuri apasaja milik orang tua atau saudara untuk membeli minuman
7. Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur
8. Pelupa
9. Mata merah seperti mengantuk terus atau memakai kacamata hitam
C. Alasan remaja mengunakan miras
1. Ikut – ikutan,kemudian menjadi kebiasaan
2. Pada remaja yang kecewa dengan kondisi diri atau keluarganya
3. Menenangkan
4. Menghilangkan rasa sakit, membius
5. Membuat gembira
D. Dampak miras
1. Menyebabkan kerusakan – kerusakan fungsi organ tubuh
2. Dapat berbahaya bagi pemakainya dapat mempengaruhi pikiran,suasana hati dan prilaku
3. Dapat menimbulkan ketagihan
E. Pencegahan
1. Menjauhkan diri dari mereka yang memakai apabila anda merasa akan sulit menolak tawaran
2. Tidak mau ikut – ikutan menikmati barang itu, meskipun sehari – hari tetap bergaul biasa dengan mereka pemakai
3. Tidak sungkan – sungkan untuk mengatakan tidak jika ditawari ikut memakai
4. Aktif melibatkan diri dalam kegiatan keluarga, sosial kemasyarakatan dan keagamaan
5. Jangan menyimpan persoalan tidak enak, tapi ceritakan kepada orang lain
6. Percayakan bahwa hidup telah ada yang mengatur
F. Hal yang dapat dilakukan bagi remaja pemakai miras
1. Dukunglah dan bantulah mereka untuk keluar dari permasalahan tersebut
2. Jangan mengucilkan atau menjauhi mereka yang pemakai miras
3. Jika mengalami hambatan rujuklah penanganan korban melalui keluarganya kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk itu
SATUAN PENYULUHAN ISPA
A. DASAR PEMIKIRAN
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (Batuk Pilek) adalah terjadinya suatu proses inflamasi pada saluran pernafasan bagian atas yang ditandai dengan batuk dan pilek sebagai respon tubuh terhadap terjadinya proses infeksi.
Oleh karena itu masyarakat sangat membutuhkan informasi tentang penyakit batuk pilek, cara pencegahan dan perawatan bila terkena penyakit batuk pilek
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan individu, diharapkan dapat mengetahui, mengerti, dan memahami tentang penyakit ISPA dan pengobatan tradisional untuk penderita ISPA. Sehingga dapat diambil suatu tindakan pencegahan, penanganan, dan pengobatan terhadap penderita ISPA.
2. Tujuan Khusus
Individu dapat mengerti dan menjelaskan tentang:
a. Pengertian ISPA
b. Penyebab ISPA
c. Gejala dan Tanda anak terkena ISPA
d. Tanda bahaya anak harus dibawa ke pusat pelayanan keseatan terdekat.
e. Nasehat bagi ibu bila anak terkena ISPA
f. Cara pembuatan larutan jeruk nipis – kecap.
C. Materi
1. Pengertian ISPA.
2. Penyebab ISPA.
3. Gejala atau tanda anak terkena ISPA
4. Tanda bahaya anak harus dibawa ke pusat pelayanan keseatan terdekat.
5. Nasehat bagi ibu bila anak terkena ISPA
6. Cara pembuatan larutan jeruk nipis – kecap.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN
Pembukaan
Pengembangan
Demonstrasi
Redemonstrasi
Penutup
1. Perkenalan
2. Menjelaskan tujuan kegiatan Menggali pengetahuan ibu atau keluarga tentang penyakit ISPA.
3. Menjelaskan tentang:
a. Pengertian ISPA.
b. Penyebab ISPA.
c. Tanda dan gejala anak terkena ISPA.
d. Tanda bahaya anak harus segera dibawa ke pusat kesehatan terdekat.
3. Memberi kesempatan untuk bertanya.
4. Menjelaskan tentang:
a. Nasehat bagi ibu bila anak terkena ISPA.
b. Menjelaskan alternatif pengobatan dengan menggunakan pengobatan tradisional yaitu dengan menggunakan larutan jeruk nipis – kecap untuk menaggulangi gejala batuk pada anak.
1. Mendemonstrasikan cara pembuatan larutan jeruk nipis – kecap.
2. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk melakukan redemonstrasi pembautan larutan jeruk nipis – kecap.
1. Menyimpulkan hasil penyuluhan.
2. Evaluasi
F. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet ISPA
3. Bahan pembuatan larutan jeruk nipis – kecap.
G. Evaluasi
1. Prosedur :
i. Selama proses penyuluhan.
ii. Setelah proses penyuluhan.
2. Bentuk tes : Subyektif, redemonstrasi
3. Jenis tes : Lisan
4. Macam pertanyaan :
i. Apa pengertian penyakit ISPA?
ii. Apa penyebab ISPA?
iii. Bagaimana tanda dan gejala anak terserang ISPA?
iv. Bagaimanakah tanda bahaya anak harus dibawa segera ke pusat pelayanan kesehatan?
v. Bagaimanakah pertolongan pertama yang harus dilakukan ibu pada anak yang terserang ISPA?
vi. Bagaimanakah cara pembautan larutan jeruk nipis – kecap
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pedidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI (1993), Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga cetakan III, Jakarta
RSUD Dr. Soetomo (1994), Kumpulan Makalah pada Penataran asuhan Keperawatan Bidang Ilmu Kesehatan Anak, Surabaya
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
I S P A (Infeksi saluran PerNafasan Akut)
1. Pengertian ISPA
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang terjadi suatu proses inflamasi pada saluran pernapasan bagian atas yang di tandai dengan dan pilek sebagai respon tubuh terhadap terjadinya proses infeksi.
2. Penyebab ISPA
ISPA dapat disebabkan oleh:
Bakteri, misal: Staphilococcus.
Virus, misal: virus influenza
Jamur, misal: Candida Albicans
3. Tanda dan Gejala Anak Terserang ISPA
Sering batuk
Kesulitan bernafas.
Sakit tenggorokan
Pilek
Kehilangan nafsu makan
4. komplikas
apabila tidak diobati akan dapat mengakibatkan masalah baru yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang
5. bahaya bila tidak diobati
otitis media (radang telinga tengah)
sinusitis
faringitis
meningitis
6. pencegahan
berikan gizi yang cukup
jangan membuang dahak sembarangan bila sedang batuk
jaga kebersihan lingkungan
ciptakan lingkungan bebas polusi
7. perawatan dan pengobatan
berikan larutan jeruk nipis yang di campur kecap
bawa segera kepelayanan kesehatan terdekat
8. CARA PEMBUATAN LARUTAN JERUK NIPIS – KECAP
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan jeruk nipis – kecap adalah:
a. jeruk nipis
b. kecap
c. sendok, gelas, pisau
d. air matang
b. Cara pembuatan larutan jeruk nipis – kecap adalah sebagai berikut:
1) siapkan alat dan bahan
2) cuci jeruk nipis sampai bersih
3) potong jeruk nipis menjadi 2 bagian
4) Peras jeruk nipis, kira-kira satu sendok makan.
5) Campurkan dengan ½ - 1 sendok kecap manis, aduk rata.
6) Segera minumkan pada pasien.
c. Aturan pakai larutan jeruk nipis – kecap adalah:
1) Bagi orang dewasa, minum 3 x 1 sdm larutan tanpa dicampur air.
2) Bagi anak – anak, minumkan larutan 3 x ½ sdm larutan tanpa dicampur air.
3) Bila ingin minum air setelah minum larutan, minumlah air matang yang masih hangat.
Bila batuk tidak berkurang, segera periksakan diri ke pusat pelayanan
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (Batuk Pilek) adalah terjadinya suatu proses inflamasi pada saluran pernafasan bagian atas yang ditandai dengan batuk dan pilek sebagai respon tubuh terhadap terjadinya proses infeksi.
Oleh karena itu masyarakat sangat membutuhkan informasi tentang penyakit batuk pilek, cara pencegahan dan perawatan bila terkena penyakit batuk pilek
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan individu, diharapkan dapat mengetahui, mengerti, dan memahami tentang penyakit ISPA dan pengobatan tradisional untuk penderita ISPA. Sehingga dapat diambil suatu tindakan pencegahan, penanganan, dan pengobatan terhadap penderita ISPA.
2. Tujuan Khusus
Individu dapat mengerti dan menjelaskan tentang:
a. Pengertian ISPA
b. Penyebab ISPA
c. Gejala dan Tanda anak terkena ISPA
d. Tanda bahaya anak harus dibawa ke pusat pelayanan keseatan terdekat.
e. Nasehat bagi ibu bila anak terkena ISPA
f. Cara pembuatan larutan jeruk nipis – kecap.
C. Materi
1. Pengertian ISPA.
2. Penyebab ISPA.
3. Gejala atau tanda anak terkena ISPA
4. Tanda bahaya anak harus dibawa ke pusat pelayanan keseatan terdekat.
5. Nasehat bagi ibu bila anak terkena ISPA
6. Cara pembuatan larutan jeruk nipis – kecap.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN
Pembukaan
Pengembangan
Demonstrasi
Redemonstrasi
Penutup
1. Perkenalan
2. Menjelaskan tujuan kegiatan Menggali pengetahuan ibu atau keluarga tentang penyakit ISPA.
3. Menjelaskan tentang:
a. Pengertian ISPA.
b. Penyebab ISPA.
c. Tanda dan gejala anak terkena ISPA.
d. Tanda bahaya anak harus segera dibawa ke pusat kesehatan terdekat.
3. Memberi kesempatan untuk bertanya.
4. Menjelaskan tentang:
a. Nasehat bagi ibu bila anak terkena ISPA.
b. Menjelaskan alternatif pengobatan dengan menggunakan pengobatan tradisional yaitu dengan menggunakan larutan jeruk nipis – kecap untuk menaggulangi gejala batuk pada anak.
1. Mendemonstrasikan cara pembuatan larutan jeruk nipis – kecap.
2. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk melakukan redemonstrasi pembautan larutan jeruk nipis – kecap.
1. Menyimpulkan hasil penyuluhan.
2. Evaluasi
F. Media
1. Lembar balik
2. Leaflet ISPA
3. Bahan pembuatan larutan jeruk nipis – kecap.
G. Evaluasi
1. Prosedur :
i. Selama proses penyuluhan.
ii. Setelah proses penyuluhan.
2. Bentuk tes : Subyektif, redemonstrasi
3. Jenis tes : Lisan
4. Macam pertanyaan :
i. Apa pengertian penyakit ISPA?
ii. Apa penyebab ISPA?
iii. Bagaimana tanda dan gejala anak terserang ISPA?
iv. Bagaimanakah tanda bahaya anak harus dibawa segera ke pusat pelayanan kesehatan?
v. Bagaimanakah pertolongan pertama yang harus dilakukan ibu pada anak yang terserang ISPA?
vi. Bagaimanakah cara pembautan larutan jeruk nipis – kecap
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pedidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI (1993), Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga cetakan III, Jakarta
RSUD Dr. Soetomo (1994), Kumpulan Makalah pada Penataran asuhan Keperawatan Bidang Ilmu Kesehatan Anak, Surabaya
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
I S P A (Infeksi saluran PerNafasan Akut)
1. Pengertian ISPA
ISPA adalah infeksi saluran pernafasan akut yang terjadi suatu proses inflamasi pada saluran pernapasan bagian atas yang di tandai dengan dan pilek sebagai respon tubuh terhadap terjadinya proses infeksi.
2. Penyebab ISPA
ISPA dapat disebabkan oleh:
Bakteri, misal: Staphilococcus.
Virus, misal: virus influenza
Jamur, misal: Candida Albicans
3. Tanda dan Gejala Anak Terserang ISPA
Sering batuk
Kesulitan bernafas.
Sakit tenggorokan
Pilek
Kehilangan nafsu makan
4. komplikas
apabila tidak diobati akan dapat mengakibatkan masalah baru yang sangat berbahaya bagi kesehatan seseorang
5. bahaya bila tidak diobati
otitis media (radang telinga tengah)
sinusitis
faringitis
meningitis
6. pencegahan
berikan gizi yang cukup
jangan membuang dahak sembarangan bila sedang batuk
jaga kebersihan lingkungan
ciptakan lingkungan bebas polusi
7. perawatan dan pengobatan
berikan larutan jeruk nipis yang di campur kecap
bawa segera kepelayanan kesehatan terdekat
8. CARA PEMBUATAN LARUTAN JERUK NIPIS – KECAP
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan jeruk nipis – kecap adalah:
a. jeruk nipis
b. kecap
c. sendok, gelas, pisau
d. air matang
b. Cara pembuatan larutan jeruk nipis – kecap adalah sebagai berikut:
1) siapkan alat dan bahan
2) cuci jeruk nipis sampai bersih
3) potong jeruk nipis menjadi 2 bagian
4) Peras jeruk nipis, kira-kira satu sendok makan.
5) Campurkan dengan ½ - 1 sendok kecap manis, aduk rata.
6) Segera minumkan pada pasien.
c. Aturan pakai larutan jeruk nipis – kecap adalah:
1) Bagi orang dewasa, minum 3 x 1 sdm larutan tanpa dicampur air.
2) Bagi anak – anak, minumkan larutan 3 x ½ sdm larutan tanpa dicampur air.
3) Bila ingin minum air setelah minum larutan, minumlah air matang yang masih hangat.
Bila batuk tidak berkurang, segera periksakan diri ke pusat pelayanan
Tumor Ganas Pada vagina
Tumor ganas primer di vagina sangat jarang. Bilamana serviks uteri ikut terlibat dalam proses, maka dianggap tumor itu sebagai tumor ganas pada serviks uteri. Begitu juga bilamana vulva ikut terlibat dalam proses, maka dianggap tumor itu sebagai tumor ganas pada vulva.
Karsinoma Vagina
Epidemiologi
Kanker vagina jarang terjadi, biasanya diderita oleh wanita berumur 50 tahun ke atas. Insidensi < dari 1 kasus baru per 100.000 populasi wanita setahun.
Patologi
Hampir 99 % adalah squamous cell carsinoma (epidermoid karsinoma), sisanya adenokarsinoma dan, embrional rhabdomiosarkoma (sarkoma botrioides). Tumor primer vagina jauh lebih jarang dibandingkan dengan tumor sekunder yang berasal dari penyebaran jaringan di sekitarnya (serviks uterus atau vulva) dan biasanya terdapat pada wanita usia 50 -70 tahun, biasanya lesi muncul pada sepertiga bagian proksimal dinding belakang vagina, yang kemudian akan melibatkan septum rektovaginal. Tumor mulai sebagai lesi ulseratif dengan tepi induratif yang mudah berdarah pada sentuhan.
Tingkatan pra-maligna
Sebelum menjadi invasif , lesi itu melalui tingkatan pra-maligna yang disebut sebagai NIV (Neoplasia Intraepitelial Vagina) I, II, III (displasia ringan, sedang,berat) dan KIS (karsinoma in situ), yang berlangsung beberapa tahun dan dapat dideteksi awal melalui pap’smear atau bilamana perlu biopsi terarah dengan bimbingan kolposkop terhadap lesi yang mencurigakan. Leukoplakia mukosa vagina dapat dianggap sebagai lesi pra maligna.
Penyebaran
Penyebaran tumor menuju kelenjar getah bening tergantung pada lokasi tumor. Bila proses ganas terdapat pada sepertiga bagian atas vagina, penyebaranya akan terjadi seperti pada karsinoma serviks; bila berlokasi pada sepertiga bagian distal vagina, penyebaranya akan menyerupai karsinoma vulva.
Pembagian tingkat keganasan
Umumnya karsinoma epidermoid pada vagina muncul di 2/3 di bagian proksimal vagina. Lokasi paling sering didinding atas (proksimal) atau depan bawah (distal) vagina, berbentuk eksofitik seperti bunga kol, endofitik ulseratif, infiltratif atau papilomatosa. Menurut FIGO 1976 pembagian klinis tingkat keganasan adalah sebagai berikut.
Tingkat
0 : karsinoma in situ, karsinoma intra epitelial;
1 : proses masih terbatas pada dinding vagina;
2 : proses sudah meluas sampai jaringan para vaginal, tetapi belum mencapaidinding panggul;
3 : proses telah meluas sampai ke salah satu/kedua dinding panggul;
4 : proses sudah keluar dari panggul kecil, atau sudah menginfiltrasi mukosa rektum /kandung kemih.
Gambaran klinis dan diagnosis
Karsinoma in situ lebih sering didapat sebagai proses yang multifokal. Ia dapat ditemukan bersama-sama dengan tumor sejenis di bagian lain dari traktus genitalis, atau setelah pembedahan yang tidak radikal pada karsinoma in situ serviks uterus, atau pasca radiasi karsinoma serviks uterus.
Adenokarsinoma vagina yang jarang, dapat berasal dari urethra, kelenjar bartholin atau sebagai metastasis dari karsinoma endometrium/ovarium. Mengingat dinding vagina begitu tipis, kebanyakan kanker vagina yang invasif pada saat didiagnosis, ditemukan dalam tingkat II. Jika seorang penderita merasa sakit waktu bersetubuh (dispareunia) dan berdarah, kemungkinan ia mengidap tumor ganas hal ini perlu dipikirkan. Pada tingkat penyakit yang sudah lanjut, disertai fluor albus dan foetor (berbau busuk).
Pada pemeriksaan in spekulo dapat ditemukan ulkus dengan tepi yang induratif atau pertumbuhan tumor eksofitik seperti bunga kol (cauliflower) yang mudah berdarah pada sentuhan. Biopsi harus dibuat pada daerah yang dicurigai, sehingga bukti histologik dapat menegakkan diagnosis.
Diagnosis dini
Untuk dapat menangkap lesi pramaligna berupa perubahan epitel/mukosa vagina yang displastik dapat dikerjakan usapan vaginal untuk pemeriksaan sitologi eksfoliatif dengan pengecetan menurut papanicolaou (papsmear).
Pada pemeriksaan rutin secara berkala, pengambilan bahan untuk pemeriksaan sitologik dari dinding vagina perlu pula pengambilan bahan dari ekto- dan endoserviks. Pada klinik yang sudah maju, pemeriksaan kolposkopik, biopsi terarah dengan bimbingan kolposkop, kolpomikroskopi dilakukan untuk membuat diagnosis dini.
Diagnosis karsinoma vagina primer hanya boleh dibuat, setelah melalui pemeriksaan yang teliti.kemungkinan metastasis di vagina dari tumor lain, harus dapat di singkirkan. Endometriosis di kavum douglas, dapat menembus ke bagian atas/proksimal vagina dengan gambaran klinik yang menyerupai karsinoma. Dengan biopsi dua kelainan tersebut dapat dibadakan, untuk metastasis koriokarsinoma di vagina, yang tidak dapat di bopsi karena akan ada perdarahan banyak yang dapat berakibat fatal, dengan penetapan beta – HCG (petanda/marker tumor) mudah dibedakan.
Penanganan
Untuk tingkat klinik 0, dapat dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi, bedahkrio(cryo-surgery), penggunaan sitotastika topikal atau sinar laser. Untuk Tingkat klinik I dan II , dilakukan operasi atau penyinaran.
Memandikan Bayi
TAK sedikit ibu baru beranggapan bayi baru lahir masih 'ringkih'. Mereka takut memandikan bayinya. Makin panik kalau bayinya menangis. Padahal, normal jika bayi menangis kencang saat dimandikan.
Meski baru pertama kali, ibu baru harus berani. Singkirkan perasaan khawatir. Bersikaplah tenang dan anggap memandikan bayi kegiatan yang menyenangkan. Supaya bayi tidak terjatuh, ibu boleh menggunakan alas perlak dan kain. Risiko tergelincir berkurang. Agar bayi tidak kemasukan air, posisi kepala lebih tinggi dari badan. Jangan menyiram muka bayi. Gunakan waslap saja.
Simak langkah-langkah memandikan bayi:
1. Taruh bayi di atas perlak, satu persatu lepaskan baju. Bersihkan lebih dulu jika si kecil ngompol atau pup. Seka dengan waslap yang telah dicelupkan air hangat. Mulai dari kepala, muka, lipatan leher, tangan, dada, lipatan ketiak, paha, kaki, terakhir yang paling kotor yaitu lipatan paha, area kelamin dan pantat.
2. Sabuni bayi, dengan waslap yang ditetesi sabun, mulai dari atas ke bawah.
3. Angkat bayi dengan cara menyelipkan tangan kiri di bawah tengkuknya (jika Anda tidak kidal), lalu pegang erat-erat ketiaknya. Tangan kanan memegang tubuhnya untuk dimasukkan ke dalam bak mandi. Pegang bagian punggung dan leher bayi dengan telapak tangan kiri, sementara ibu jari dan telunjuk menutup telinga kanan dan kiri bayi agar tak kemasukan air. Bilas dengan tangan kanan ketika membasuh seluruh tubuhnya, dimulai dari bagian kepala. Jangan lama-lama, agar bayi tak kedinginan. Untuk membersihkan punggungnya, balikkan tubuh bayi dengan cara sangga tubuhnya dan pegang erat ketiaknya dengan tangan kiri. Tangan kanan bisa mulai membilas bagian belakang.
4. Setelah tak tersisa bekas busa sabun dan sampo, angkat bayi dan letakkan di atas handuk yang telah disiapkan. Tutup tubuh bayi dengan bagian handuk di sebelah kiri dan kanan, lalu keringkan kepalanya. Setelah itu keringkan seluruh tubuhnya, tangan dan kaki. Pastikan bagian lipatan seperti leher, paha, ketiak kering dari air. Pada bayi gemuk banyak terdapat lipatan.
5. Pindahkan bayi ke susunan pakaiannya. Perhatikan tali pusatnya. Jika ada kotoran atau kerak di pinggiran atau bagian dalam pusar, bersihkan dengan cotton buds lalu bungkus dengan kasa kering, tetapi jika ada tanda bau atau masih berdarah bungkus dengan kasa betahdin tau balut saja dengan kasa kering. Olesi perut dan punggung bayi dengan minyak telon. Boleh diberi bedak, walau tidak harus. Pada lipatan-lipatan boleh juga diberi krim. Setelah itu pakaikan popoknya, baru kemudian bajunya.
6. Setelah bayi mengenakan baju, bersihkan mata, mulut dan telinga. Bersihkan kedua matanya dengan kapas yang telah direndam air matang, dari ujung mata ke arah hidung. Gunakan kapas yang berbeda untuk masing-masing mata. Bersihkan lubang hidung dan daun telinga dengan cotton buds. Jangan masukkan cotton buds ke dalam lubang telinga. Bersihkan bagian luar telinganya saja.
7. Setelah semua selesai, bagian muka bayi boleh diberi bedak dengan cara mengusapnya. Kemudian bayi kita peluk supaya ada transfer rasa hangat dari badan ibu ke bayi.
Meski baru pertama kali, ibu baru harus berani. Singkirkan perasaan khawatir. Bersikaplah tenang dan anggap memandikan bayi kegiatan yang menyenangkan. Supaya bayi tidak terjatuh, ibu boleh menggunakan alas perlak dan kain. Risiko tergelincir berkurang. Agar bayi tidak kemasukan air, posisi kepala lebih tinggi dari badan. Jangan menyiram muka bayi. Gunakan waslap saja.
Simak langkah-langkah memandikan bayi:
1. Taruh bayi di atas perlak, satu persatu lepaskan baju. Bersihkan lebih dulu jika si kecil ngompol atau pup. Seka dengan waslap yang telah dicelupkan air hangat. Mulai dari kepala, muka, lipatan leher, tangan, dada, lipatan ketiak, paha, kaki, terakhir yang paling kotor yaitu lipatan paha, area kelamin dan pantat.
2. Sabuni bayi, dengan waslap yang ditetesi sabun, mulai dari atas ke bawah.
3. Angkat bayi dengan cara menyelipkan tangan kiri di bawah tengkuknya (jika Anda tidak kidal), lalu pegang erat-erat ketiaknya. Tangan kanan memegang tubuhnya untuk dimasukkan ke dalam bak mandi. Pegang bagian punggung dan leher bayi dengan telapak tangan kiri, sementara ibu jari dan telunjuk menutup telinga kanan dan kiri bayi agar tak kemasukan air. Bilas dengan tangan kanan ketika membasuh seluruh tubuhnya, dimulai dari bagian kepala. Jangan lama-lama, agar bayi tak kedinginan. Untuk membersihkan punggungnya, balikkan tubuh bayi dengan cara sangga tubuhnya dan pegang erat ketiaknya dengan tangan kiri. Tangan kanan bisa mulai membilas bagian belakang.
4. Setelah tak tersisa bekas busa sabun dan sampo, angkat bayi dan letakkan di atas handuk yang telah disiapkan. Tutup tubuh bayi dengan bagian handuk di sebelah kiri dan kanan, lalu keringkan kepalanya. Setelah itu keringkan seluruh tubuhnya, tangan dan kaki. Pastikan bagian lipatan seperti leher, paha, ketiak kering dari air. Pada bayi gemuk banyak terdapat lipatan.
5. Pindahkan bayi ke susunan pakaiannya. Perhatikan tali pusatnya. Jika ada kotoran atau kerak di pinggiran atau bagian dalam pusar, bersihkan dengan cotton buds lalu bungkus dengan kasa kering, tetapi jika ada tanda bau atau masih berdarah bungkus dengan kasa betahdin tau balut saja dengan kasa kering. Olesi perut dan punggung bayi dengan minyak telon. Boleh diberi bedak, walau tidak harus. Pada lipatan-lipatan boleh juga diberi krim. Setelah itu pakaikan popoknya, baru kemudian bajunya.
6. Setelah bayi mengenakan baju, bersihkan mata, mulut dan telinga. Bersihkan kedua matanya dengan kapas yang telah direndam air matang, dari ujung mata ke arah hidung. Gunakan kapas yang berbeda untuk masing-masing mata. Bersihkan lubang hidung dan daun telinga dengan cotton buds. Jangan masukkan cotton buds ke dalam lubang telinga. Bersihkan bagian luar telinganya saja.
7. Setelah semua selesai, bagian muka bayi boleh diberi bedak dengan cara mengusapnya. Kemudian bayi kita peluk supaya ada transfer rasa hangat dari badan ibu ke bayi.
Langganan:
Postingan (Atom)